Keluarga Idaman
Bismillahirrahmanirrahiim..."
Unsur kebahagiaan rumah tangga dalam mewujudkan keluarga idaman adalah cinta dan ketaatan suami isteri kepada Allah, sebab hanya Allah yang dapat mengharmoniskan, memberkahi, dan mengakrabkan hati mereka berdua.Jadi, kian teguh komitmen kita terhadap ajaran Allah, kian dalam juga kebahagiaan kita di dunia dan akherat.Membangun rumah tangga muslim berdasarkan pemilihan pasangan yang baik dan dasar-dasar yang kuat pasti akan memberikan kita kebahagiaan rumah tangga sejati.
Berikut ada sebuah kisah sepasang suami isteri yang shaleh yang semoga bisa menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi kita yang sedang merajut kehidupan berumah tangga.Anda bisa membaca pembanding dari note di atas dengan judul potret keluarga Islam KTP
Ada sepasang suami isteri muslim yang shaleh, hidup penuh ketaatan kepada Allah dan RasulNya.Prioritas hidup mereka yang utama adalah adalah meraih dan menaati Allah Subhanallahu wa Ta'ala.Mereka mengawali hari dengan membaca doa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam : "Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami dengan Dia mewafatkan kami, dan kepadaNyalah kami dibangkitkan."
Kemudian, mereka berwudhu, sebagai ibadah yang disebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamsebagai senjata kaum Mukminin dan shalat shubuh pada waktunya.Mereka tahu bahwa orang yang menunaikan shalat shubuh berjamaah, akan dilindungi Allah sampai sore.Karena itu, mereka berusaha melaksanakan shalat shubuh pada waktunya, bukan setelah terbit matahari.Setelah itu, mereka membaca dzikir-dzikir yang diajarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Sebelum suami berangkat kerja, sang isteri telah selesai merias wajah dan merapikan rambut.Sang isteri tahu bahwa hal itu merupakan ibadah, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : "Jika suami melihatnya, dia menyenangkan suaminya."Dia menyediakan sarapan bagi suaminya, lalu menyantapnya bersama-sama, dengan mengucapkan basmalah bersama sebelumnya dan membaca hamdalah setelahnya, sambil berbincang-bincang.
Saat keluar rumah, suaminya membaca doa : "Bismillah.Aku berserah diri kepada Allah.Tidak ada daya dan kekuatan selain dari Allah."
Isterinya melepasnya dengan kecupan mesra, sambil berkata : " Semoga engkau selalu dinaungi keselamatan, wahai kekasihku."Suami berangkat kerja dengan perasaan senang dan jiwa tentram.Isteri melanjutkan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, dan merawat rumah.Dia menyetel dan mendengarkan kaset dzikir, nasyid dan ceramah.
Setelah semuanya selesai, sang isteri berwudhu untuk shalat dhuhur.Usai shalat, dia beristighfar sebagaimana yang diajarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : "Sungguh, setiap hari aku beristighfar dan bertaubat kepada Allah lebih dari 70 kali."Berikutnya, dia memakai pakaian yang disukai sang suami, dan duduk menanti suaminya pulang dengan penuh kerinduan.Sang suami, yang telah shalat dhuhur di masjid dan setelah selesai bekerja, pun datang lalu membaca salam, membaca doa masuk rumah ; " Ya Allah,a ku meminta tempat masuk dan tempat keluar yang terbaik.Dengan nama Allah kami masuk dan keluar, dan hanya kepada Allah kami berserah diri."
Suami melihat rumahnya bersih dan asri, isteri shalehah yang menyambut dengan wajah riang, senyum manis, dan jiwa yang ceria.Karena, sang isteri tahu bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah mengajarkan : "Senyummu di depan orang lain adalah shadaqah."
Sang isteri mengecup pipinya, sembari berkata : "Alhamdulillah, karena engkau telah pulang dengan selamat, kekasihku.Cepatlah ganti pakaianmu, karena makan siangmu telah kusiapkan."Sang isteri teringat wejangan ibunya : "Perut yang lapar itu seperti perut yang terbakar api yang menyala-nyala ".Merekapun makan siang bersama.
Suami pun tak kuasa untuk memuji isterinya : "Lezat sekali masakanmu, wahai buah hatiku.Alhamdulillah, Allah telah menganugerahiku dengan dirimu, isteri yang bertakwa, baik, cantik, bersih, menarik, dan peka terhadap keinginanku." Dia tahu bahwa wanita senang dirayu dan dipuji-puji kecantikan, kesukaan, pakaian, masakan, dan kerajinannya.Dia juga tahu, inilah simbol cinta suami pada isteri.
Setelah makan, mereka duduk sambil minum teh, terkadang sambil menonton acara televisi yang baik, atau segera tidur siang.Menjelang waktu ashar tiba, sang isteri membangunkan suaminya sambil menyuguhkan kopi.Dia berkata : "Bangunlah, suamiku, supaya engkau tidak terlambat shalat berjamaah di masjid, sebab pahalanya 27 kali lebih besar daripada shalat sendirian.Sebagaimana disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam."Sang suami pergi ke masjid, sedangkan sang isteri berwudhu lalu shalat di mushalla di rumah mereka.Suaminya pun pulang.
Lalu, keduanya bersiap-siap untuk bersilaturahim ke rumah sanak saudara, keluarga dan tetangga, karena mereka tahu behwa silaturahim merupakan ibadah.Orang yang menjaganya, akan dijaga oleh Allah, dan orang yang memutuskannya akan ditelantarkan Allah.Jika tidak dengan keluar rumah, mereka mengobrolkan masalah rumah tangga seperti pendidikan anak, atau saling mencurahkan isi hati tanpa menyakiti, merendahkan, atau menghina pasangan, melainkan dengan penuh etika, penghormatan, dan kata-kata indah.
Setelah shalat Magrib,ayat-ayat Al-Qur'an terlantun merdu dari lisan sang isteri, karena dia ingin menerangi rumahnya dengan cahaya Kalamullah dan karena dia tahu, membaca satu huruf Al-Qur'an akan diganjar dengan sepuluh kebaikan.Setelah shalat Isya, mereka makan bersama, sambil menonton acara televisi yang baik, yang tidak bertentangan dengan tuntunan agama Islam.Setelah itu, mereka tidur.Sang isteri telah bersiap-siap laksana pengantin di malam pertama.
Jika sang suami ingin melakukan hubungan suami isteri, dia akan melayani.Karena dia tahu bahwa hal ini adalah ibadah ; "Di dalam kemaluanmu terkandung shadaqah."Dia juga tahu ; "Jika suami mengajak isterinya ke tempat tidur, lalu isteri tidak melayani, sehingga sang suami tidur dalam keadaan marah, maka malaikat mengutuk isteri itu sampai pagi." Jika sang suami tidak menghendaki hubungan seks, dia menyiapkan suasana yang nyaman dan tenang, agar suaminya dapat tidur nyenyak.
Mereka membaca doa sebelum tidur : "Dengan menyebut namaMu Ya Allah, kubaringkan lambungku. Dengan menyebut namaMu juga aku akan menegakkannya lagi.Ya Allah, jika Kau genggam jiwaku, maka ampunilah dan sayangilah.Jika Kau lepaskan lagi, maka jagalah sebagaimana Engkau menjaga jiwa hamba-hambaMu yang shaleh.Dan, penutup doa kami adalah kesaksian bahwa segala puji hanyalah bagi Tuhan alam semesta."
Semoga bermanfaat.Marilah kita untuk senantiasa Mengajak Dan Menebar Kebaikan kepada sesama manusia.
Kami beristighfar kepada Allah.Semoga Allah melimpahkan shalawat, salam, dan keberkahan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, keluarga dan para shahabatnya.
Wassalam...
Bismillahirrahmanirrahiim..."
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir "
( QS. Ar-Rum : 2 ).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : " Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, puasa wajib pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatan dirinya, dan mematuhi suaminya, maka akan dikatakan kepadanya ; 'Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang kau suka ".
( HR. Ibnu Hibban, Ahmad, dan Ath-Thabrani ).
Unsur kebahagiaan rumah tangga dalam mewujudkan keluarga idaman adalah cinta dan ketaatan suami isteri kepada Allah, sebab hanya Allah yang dapat mengharmoniskan, memberkahi, dan mengakrabkan hati mereka berdua.Jadi, kian teguh komitmen kita terhadap ajaran Allah, kian dalam juga kebahagiaan kita di dunia dan akherat.Membangun rumah tangga muslim berdasarkan pemilihan pasangan yang baik dan dasar-dasar yang kuat pasti akan memberikan kita kebahagiaan rumah tangga sejati.
Berikut ada sebuah kisah sepasang suami isteri yang shaleh yang semoga bisa menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi kita yang sedang merajut kehidupan berumah tangga.Anda bisa membaca pembanding dari note di atas dengan judul potret keluarga Islam KTP
Ada sepasang suami isteri muslim yang shaleh, hidup penuh ketaatan kepada Allah dan RasulNya.Prioritas hidup mereka yang utama adalah adalah meraih dan menaati Allah Subhanallahu wa Ta'ala.Mereka mengawali hari dengan membaca doa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam : "Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami dengan Dia mewafatkan kami, dan kepadaNyalah kami dibangkitkan."
Kemudian, mereka berwudhu, sebagai ibadah yang disebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamsebagai senjata kaum Mukminin dan shalat shubuh pada waktunya.Mereka tahu bahwa orang yang menunaikan shalat shubuh berjamaah, akan dilindungi Allah sampai sore.Karena itu, mereka berusaha melaksanakan shalat shubuh pada waktunya, bukan setelah terbit matahari.Setelah itu, mereka membaca dzikir-dzikir yang diajarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Sebelum suami berangkat kerja, sang isteri telah selesai merias wajah dan merapikan rambut.Sang isteri tahu bahwa hal itu merupakan ibadah, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : "Jika suami melihatnya, dia menyenangkan suaminya."Dia menyediakan sarapan bagi suaminya, lalu menyantapnya bersama-sama, dengan mengucapkan basmalah bersama sebelumnya dan membaca hamdalah setelahnya, sambil berbincang-bincang.
Saat keluar rumah, suaminya membaca doa : "Bismillah.Aku berserah diri kepada Allah.Tidak ada daya dan kekuatan selain dari Allah."
Isterinya melepasnya dengan kecupan mesra, sambil berkata : " Semoga engkau selalu dinaungi keselamatan, wahai kekasihku."Suami berangkat kerja dengan perasaan senang dan jiwa tentram.Isteri melanjutkan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, dan merawat rumah.Dia menyetel dan mendengarkan kaset dzikir, nasyid dan ceramah.
Setelah semuanya selesai, sang isteri berwudhu untuk shalat dhuhur.Usai shalat, dia beristighfar sebagaimana yang diajarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : "Sungguh, setiap hari aku beristighfar dan bertaubat kepada Allah lebih dari 70 kali."Berikutnya, dia memakai pakaian yang disukai sang suami, dan duduk menanti suaminya pulang dengan penuh kerinduan.Sang suami, yang telah shalat dhuhur di masjid dan setelah selesai bekerja, pun datang lalu membaca salam, membaca doa masuk rumah ; " Ya Allah,a ku meminta tempat masuk dan tempat keluar yang terbaik.Dengan nama Allah kami masuk dan keluar, dan hanya kepada Allah kami berserah diri."
Suami melihat rumahnya bersih dan asri, isteri shalehah yang menyambut dengan wajah riang, senyum manis, dan jiwa yang ceria.Karena, sang isteri tahu bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah mengajarkan : "Senyummu di depan orang lain adalah shadaqah."
Sang isteri mengecup pipinya, sembari berkata : "Alhamdulillah, karena engkau telah pulang dengan selamat, kekasihku.Cepatlah ganti pakaianmu, karena makan siangmu telah kusiapkan."Sang isteri teringat wejangan ibunya : "Perut yang lapar itu seperti perut yang terbakar api yang menyala-nyala ".Merekapun makan siang bersama.
Suami pun tak kuasa untuk memuji isterinya : "Lezat sekali masakanmu, wahai buah hatiku.Alhamdulillah, Allah telah menganugerahiku dengan dirimu, isteri yang bertakwa, baik, cantik, bersih, menarik, dan peka terhadap keinginanku." Dia tahu bahwa wanita senang dirayu dan dipuji-puji kecantikan, kesukaan, pakaian, masakan, dan kerajinannya.Dia juga tahu, inilah simbol cinta suami pada isteri.
Setelah makan, mereka duduk sambil minum teh, terkadang sambil menonton acara televisi yang baik, atau segera tidur siang.Menjelang waktu ashar tiba, sang isteri membangunkan suaminya sambil menyuguhkan kopi.Dia berkata : "Bangunlah, suamiku, supaya engkau tidak terlambat shalat berjamaah di masjid, sebab pahalanya 27 kali lebih besar daripada shalat sendirian.Sebagaimana disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam."Sang suami pergi ke masjid, sedangkan sang isteri berwudhu lalu shalat di mushalla di rumah mereka.Suaminya pun pulang.
Lalu, keduanya bersiap-siap untuk bersilaturahim ke rumah sanak saudara, keluarga dan tetangga, karena mereka tahu behwa silaturahim merupakan ibadah.Orang yang menjaganya, akan dijaga oleh Allah, dan orang yang memutuskannya akan ditelantarkan Allah.Jika tidak dengan keluar rumah, mereka mengobrolkan masalah rumah tangga seperti pendidikan anak, atau saling mencurahkan isi hati tanpa menyakiti, merendahkan, atau menghina pasangan, melainkan dengan penuh etika, penghormatan, dan kata-kata indah.
Setelah shalat Magrib,ayat-ayat Al-Qur'an terlantun merdu dari lisan sang isteri, karena dia ingin menerangi rumahnya dengan cahaya Kalamullah dan karena dia tahu, membaca satu huruf Al-Qur'an akan diganjar dengan sepuluh kebaikan.Setelah shalat Isya, mereka makan bersama, sambil menonton acara televisi yang baik, yang tidak bertentangan dengan tuntunan agama Islam.Setelah itu, mereka tidur.Sang isteri telah bersiap-siap laksana pengantin di malam pertama.
Jika sang suami ingin melakukan hubungan suami isteri, dia akan melayani.Karena dia tahu bahwa hal ini adalah ibadah ; "Di dalam kemaluanmu terkandung shadaqah."Dia juga tahu ; "Jika suami mengajak isterinya ke tempat tidur, lalu isteri tidak melayani, sehingga sang suami tidur dalam keadaan marah, maka malaikat mengutuk isteri itu sampai pagi." Jika sang suami tidak menghendaki hubungan seks, dia menyiapkan suasana yang nyaman dan tenang, agar suaminya dapat tidur nyenyak.
Mereka membaca doa sebelum tidur : "Dengan menyebut namaMu Ya Allah, kubaringkan lambungku. Dengan menyebut namaMu juga aku akan menegakkannya lagi.Ya Allah, jika Kau genggam jiwaku, maka ampunilah dan sayangilah.Jika Kau lepaskan lagi, maka jagalah sebagaimana Engkau menjaga jiwa hamba-hambaMu yang shaleh.Dan, penutup doa kami adalah kesaksian bahwa segala puji hanyalah bagi Tuhan alam semesta."
Semoga bermanfaat.Marilah kita untuk senantiasa Mengajak Dan Menebar Kebaikan kepada sesama manusia.
Kami beristighfar kepada Allah.Semoga Allah melimpahkan shalawat, salam, dan keberkahan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, keluarga dan para shahabatnya.
Wassalam...
Tag :
Keluarga
0 Komentar untuk "Potret Keluarga Idaman"