Bismillah...
Tawakal adalah kedudukan yang mulia lagi besar pengaruhnya.Bahkan tawakal termasuk kewajiban iman yang paling besar, amal yang paling utama, ibadah yang mendekatkan diri pelakunya kepada Tuhan Yang Maha Pemurah,dan kedudukan paling tinggi dalam mengesakan Allah SWT.Sesungguhnya semua urusan tidak dapat diraih,kecuali dengan rasa tawakal kepada Allah dan memohon pertolonganNya.
Tawakal adalah benarnya penyandaran hati kepada Allah.Ini adalah puncak perwujudan tauhid dan akumulasi keimanan.Tingkat perwujudan yang tertinggi adalah dengan mewujudkan sikap tawakal dengan jujur.Tawakal adalah akumulasi keimanan.Tetapi mengupayakan sebab-sebab, tidak menodai tawakal, tidak juga bertentangan dengannya, bahkan tindakan ini adalah bagian dari tawakal itu sendiri.
Sikap tawakal mempunyai kedudukan yang agung di sisi Allah.Silahkan anda membayangkan,Allah masih memerintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ,penghulu orang-orang yang bertawakal untuk menerapkan sikap ini.FirmanNya : " Dan bertawakalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memujiNya...
( QS. Al-Furqan (25) : 58 ).
Dia juga berfirman : "Sebab itu bertawakallah kepada Allah,sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata".
( QS. An-Naml (27) : 79 ).
" Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal,jika kamu benar-benar orang yang beriman ".
( QS. Al-Maaidah (5) : 23 ).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda dalam satu sabdanya : " Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal,niscaya Allah akan mengaruniakan rezeki kepadamu sebagaimana Dia mengaruniakan rezeki kepada burung, ia keluar dari sarangnya pada pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali pada sore harinya dalam keadaan kenyang "( HR. Ahmad ).
Burung tersebut berangkat pada pagi hari dengan perut lapar, tetapi sore harinya ia pulang dengan perut penuh berisi makanan.Allah telah mengaruniakan rezeki kepadanya, telah mengisi perutnya dengan rezeki.Tidak ada satupun makhluk melata di muka bumi ini, kecuali Allah-lah yang menanggung rezekinya.
Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, Allah akan mencukupkan segala kebutuhannya.Barangsiapa yang berpegang teguh dengan agama Allah, niscaya Allah akan menyelamatkannya.Barangsiapa yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah, niscaya Allah akan memberinya petunjuk.
Seorang muslim memandang tawakal kepada Allah dalam semua pekerjaannya bukan sebagai kewajiban semata, melainkan juga fardhu agama yang tidak hanya berkaitan dengan urusan agama,tetapi juga urusan duniawi termasuk di dalamnya.Dengan kata lain, tawakal tidak hanya berkaitan dengan urusan duniawi dan mencari rezeki semata, tetapi diharuskan pilu dalam masalah beribadah kepada Allah SWT.
Hendaklah kita selalu merasa yakin, wujudkanlah sikap tawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa pemberi rezeki itu hanyalah Allah.Oleh karena itu, janganlah kita memohon sesuatu yang ada di sisi Allah dengan disertai maksiat kepadaNya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Ruhul Kudus ( Jibril ) membisikkan ke dalam jiwaku bahwa jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna semua rezekinya dan telah tiba ajalnya.Oleh karena itu ,bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan baguskanlah dalam mencari rezeki.Jangan sampai terlambatnya rezeki menyebabkan kalian memohon apa yang ada di sisiNya dengan tindakan maksiat.Karena segala apa yang dimiliki Allah tidak bisa diperoleh kecuali dengan ketaatan kepadaNya."
( HR. Al-Bazzar ). Al-Albani menganggapnya sebagai hadis shahih di dalam Shahihut Targhib wat Tarhib.
Janganlah kita meninggalkan shalat, dengan dalih sedang bekerja, dan beralasan bahwa bekerja juga ibadah.Ibadah apa? Jangan kita katakan, kita pergi ke luar negeri hanya untuk memenuhi rezeki anak-anak kita.Kemudian, jika kita menemukan pekerjaan haram atau harta yang haram jiwa kita berhasrat menguasainya.Tidak...! Sesungguhnya yang memberi rezeki hanyalah Allah.Janganlah kita mengabaikan kewajiban Allah ataupun hakNya.
Hendaklah kita mengetahui bahwa yang memberi rezeki kepada anjing dan orang-orang kafir adalah Dia Yang Maha Perkasa dan Maha Pengampun.Apakah Dia memberi rezeki kepada anjing dan orang kafir, tetapi Dia mengabaikan orang yang mentauhidkanNya ?
Ada sebuah kisah yang menarik dari seorang yang bernama Hatim Al-Asham.Suatu kali Hatim ingin menunaikan ibadah haji ke Baitullah.Ia pun mengumpulkan anak-anaknya dan berkata : "Saya akan pergi untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah." Anak-anaknya berkata : "Siapa yang akan memenuhi kebutuhan kami ?"Akan tetapi, salah seorang puterinya berkata dengan penuh keyakinan : "Wahai ayah, silahkan ayah pergi dan sempurnakanlah ibadah haji ayah.Karena saya yakin, ayah bukan pemberi rezeki."
Hatim pun pergi,selang beberapa hari makanan di rumah habis.Lalu seluruh keluarga datang kepada gadis bertakwa itu, dengan melontarkan cacian dan celaan.Kemudian gadis itu menyepi dan menautkan permohonannya kepada Rabbnya yang telah berfirman : " Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah,Dia akan menjadikan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka...
( QS, Ath-Thalaq (65) : 2 - 3 ).
Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, Dia tidak akan mengabaikan seorang yang bertakwa.Wujudkanlah takwa dan serahkan segala urusan kepada Raja.
Allah memenuhi permohonan si gadis.Pada saat yang bersamaan, pemimpin negeri itu sedang meninjau kondisi rakyatnya, ketika sampai di depan rumah Hatim, ia begitu didera rasa haus, yang hampir-hampir membunuhnya.Ia berkata kepada salah satu pengawalnya : "Carikan aku segelas air dingin." Maka pengawal itu masuk ke rumah terdekat, yaitu rumah Hatim.Para penghuni rumah pun segera menyediakan gelas yang bersih dan air yang dingin.
Sang Raja meminum air yang disediakan, ia bertanya : "Rumah siapa ini ?"Mereka menjawab : "Milik Hatim Al-Asham." Raja bertanya lagi : "Ia seorang yang shaleh ?" Mereka menjawab : "Benar". Raja berkata : "Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kami minum dari rumah orang shaleh.Dimana dia sekarang, agar kita memberi salam kepadanya ?" Mereka menjawab : "Dia pergi untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah." Raja berkata :" Kalau demikian, demi Allah, kita wajib mencukupi kebutuhan anggota keluarganya ketika dia tidak ada."
Kemudian sang raja mengeluarkan sekantong uang emas dan melemparkannya ke rumah Hatim Al Asham.Akan tetapi Allah yang Maha Memberi Rezeki hendak memberikan tambahan rezeki yang lain, Dia gerakkan hati sang raja.Raja menoleh ke arah para prajuritnya dan berkata : " Barangsiapa yang mencintaiku, hendaklah ia melakukan seperti tindakanku tadi ".Maka, masing-masing prajurit melemparkan semua harta yang mereka bawa, sebagai bentuk basa-basi kepada sang raja.
Akhirnya rumah si gadis penuh dengan emas.Si gadis masuk ke kamarnya sambil menangis haru, saudara-saudaranya keluar mendengar tangisannya." Kita telah menjadi manusia yang paling kaya.Seorang makhluk telah memandang ke arah kita sekali pandang, sehingga kita pun menjadi kaya, lantas bagaimana jika Sang Khalik yang memandang ke arah kita.
Saudara-saudaraku, inilah hakikat tawakal.Inilah keutamaan tawakal.Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertawakal dan benar.Kita juga memohon kepada Allah agar mengaruniakan kepada kita manisnya tawakal kepadaNya dan kesejukan yakin kepada Allah serta nikmatnya kepercayaan kepadaNya.Sesungguhnya Dia-lah yang berhak untuk itu.Amin..Amin..Yaa Rabb.
Semoga bermanfaat.Marilah kita untuk senantiasa Mengajak Dan Menebar Kebaikan bagi para sesama.
Kami beristighfar kepada Allah.Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala melimpahkan shalawat,salam dan keberkahan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,keluarga dan para shahabatnya serta seluruh pengikut beliau.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaa hailla anta astaghfiruka wa atubu ilaika...
Wassalam...
Tawakal adalah benarnya penyandaran hati kepada Allah.Ini adalah puncak perwujudan tauhid dan akumulasi keimanan.Tingkat perwujudan yang tertinggi adalah dengan mewujudkan sikap tawakal dengan jujur.Tawakal adalah akumulasi keimanan.Tetapi mengupayakan sebab-sebab, tidak menodai tawakal, tidak juga bertentangan dengannya, bahkan tindakan ini adalah bagian dari tawakal itu sendiri.
Sikap tawakal mempunyai kedudukan yang agung di sisi Allah.Silahkan anda membayangkan,Allah masih memerintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ,penghulu orang-orang yang bertawakal untuk menerapkan sikap ini.FirmanNya : " Dan bertawakalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memujiNya...
( QS. Al-Furqan (25) : 58 ).
Dia juga berfirman : "Sebab itu bertawakallah kepada Allah,sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata".
( QS. An-Naml (27) : 79 ).
" Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal,jika kamu benar-benar orang yang beriman ".
( QS. Al-Maaidah (5) : 23 ).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda dalam satu sabdanya : " Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal,niscaya Allah akan mengaruniakan rezeki kepadamu sebagaimana Dia mengaruniakan rezeki kepada burung, ia keluar dari sarangnya pada pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali pada sore harinya dalam keadaan kenyang "( HR. Ahmad ).
Burung tersebut berangkat pada pagi hari dengan perut lapar, tetapi sore harinya ia pulang dengan perut penuh berisi makanan.Allah telah mengaruniakan rezeki kepadanya, telah mengisi perutnya dengan rezeki.Tidak ada satupun makhluk melata di muka bumi ini, kecuali Allah-lah yang menanggung rezekinya.
Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, Allah akan mencukupkan segala kebutuhannya.Barangsiapa yang berpegang teguh dengan agama Allah, niscaya Allah akan menyelamatkannya.Barangsiapa yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah, niscaya Allah akan memberinya petunjuk.
Seorang muslim memandang tawakal kepada Allah dalam semua pekerjaannya bukan sebagai kewajiban semata, melainkan juga fardhu agama yang tidak hanya berkaitan dengan urusan agama,tetapi juga urusan duniawi termasuk di dalamnya.Dengan kata lain, tawakal tidak hanya berkaitan dengan urusan duniawi dan mencari rezeki semata, tetapi diharuskan pilu dalam masalah beribadah kepada Allah SWT.
Hendaklah kita selalu merasa yakin, wujudkanlah sikap tawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa pemberi rezeki itu hanyalah Allah.Oleh karena itu, janganlah kita memohon sesuatu yang ada di sisi Allah dengan disertai maksiat kepadaNya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Ruhul Kudus ( Jibril ) membisikkan ke dalam jiwaku bahwa jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna semua rezekinya dan telah tiba ajalnya.Oleh karena itu ,bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan baguskanlah dalam mencari rezeki.Jangan sampai terlambatnya rezeki menyebabkan kalian memohon apa yang ada di sisiNya dengan tindakan maksiat.Karena segala apa yang dimiliki Allah tidak bisa diperoleh kecuali dengan ketaatan kepadaNya."
( HR. Al-Bazzar ). Al-Albani menganggapnya sebagai hadis shahih di dalam Shahihut Targhib wat Tarhib.
Janganlah kita meninggalkan shalat, dengan dalih sedang bekerja, dan beralasan bahwa bekerja juga ibadah.Ibadah apa? Jangan kita katakan, kita pergi ke luar negeri hanya untuk memenuhi rezeki anak-anak kita.Kemudian, jika kita menemukan pekerjaan haram atau harta yang haram jiwa kita berhasrat menguasainya.Tidak...! Sesungguhnya yang memberi rezeki hanyalah Allah.Janganlah kita mengabaikan kewajiban Allah ataupun hakNya.
Hendaklah kita mengetahui bahwa yang memberi rezeki kepada anjing dan orang-orang kafir adalah Dia Yang Maha Perkasa dan Maha Pengampun.Apakah Dia memberi rezeki kepada anjing dan orang kafir, tetapi Dia mengabaikan orang yang mentauhidkanNya ?
Ada sebuah kisah yang menarik dari seorang yang bernama Hatim Al-Asham.Suatu kali Hatim ingin menunaikan ibadah haji ke Baitullah.Ia pun mengumpulkan anak-anaknya dan berkata : "Saya akan pergi untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah." Anak-anaknya berkata : "Siapa yang akan memenuhi kebutuhan kami ?"Akan tetapi, salah seorang puterinya berkata dengan penuh keyakinan : "Wahai ayah, silahkan ayah pergi dan sempurnakanlah ibadah haji ayah.Karena saya yakin, ayah bukan pemberi rezeki."
Hatim pun pergi,selang beberapa hari makanan di rumah habis.Lalu seluruh keluarga datang kepada gadis bertakwa itu, dengan melontarkan cacian dan celaan.Kemudian gadis itu menyepi dan menautkan permohonannya kepada Rabbnya yang telah berfirman : " Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah,Dia akan menjadikan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka...
( QS, Ath-Thalaq (65) : 2 - 3 ).
Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, Dia tidak akan mengabaikan seorang yang bertakwa.Wujudkanlah takwa dan serahkan segala urusan kepada Raja.
Allah memenuhi permohonan si gadis.Pada saat yang bersamaan, pemimpin negeri itu sedang meninjau kondisi rakyatnya, ketika sampai di depan rumah Hatim, ia begitu didera rasa haus, yang hampir-hampir membunuhnya.Ia berkata kepada salah satu pengawalnya : "Carikan aku segelas air dingin." Maka pengawal itu masuk ke rumah terdekat, yaitu rumah Hatim.Para penghuni rumah pun segera menyediakan gelas yang bersih dan air yang dingin.
Sang Raja meminum air yang disediakan, ia bertanya : "Rumah siapa ini ?"Mereka menjawab : "Milik Hatim Al-Asham." Raja bertanya lagi : "Ia seorang yang shaleh ?" Mereka menjawab : "Benar". Raja berkata : "Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kami minum dari rumah orang shaleh.Dimana dia sekarang, agar kita memberi salam kepadanya ?" Mereka menjawab : "Dia pergi untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah." Raja berkata :" Kalau demikian, demi Allah, kita wajib mencukupi kebutuhan anggota keluarganya ketika dia tidak ada."
Kemudian sang raja mengeluarkan sekantong uang emas dan melemparkannya ke rumah Hatim Al Asham.Akan tetapi Allah yang Maha Memberi Rezeki hendak memberikan tambahan rezeki yang lain, Dia gerakkan hati sang raja.Raja menoleh ke arah para prajuritnya dan berkata : " Barangsiapa yang mencintaiku, hendaklah ia melakukan seperti tindakanku tadi ".Maka, masing-masing prajurit melemparkan semua harta yang mereka bawa, sebagai bentuk basa-basi kepada sang raja.
Akhirnya rumah si gadis penuh dengan emas.Si gadis masuk ke kamarnya sambil menangis haru, saudara-saudaranya keluar mendengar tangisannya." Kita telah menjadi manusia yang paling kaya.Seorang makhluk telah memandang ke arah kita sekali pandang, sehingga kita pun menjadi kaya, lantas bagaimana jika Sang Khalik yang memandang ke arah kita.
Saudara-saudaraku, inilah hakikat tawakal.Inilah keutamaan tawakal.Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertawakal dan benar.Kita juga memohon kepada Allah agar mengaruniakan kepada kita manisnya tawakal kepadaNya dan kesejukan yakin kepada Allah serta nikmatnya kepercayaan kepadaNya.Sesungguhnya Dia-lah yang berhak untuk itu.Amin..Amin..Yaa Rabb.
Semoga bermanfaat.Marilah kita untuk senantiasa Mengajak Dan Menebar Kebaikan bagi para sesama.
Kami beristighfar kepada Allah.Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala melimpahkan shalawat,salam dan keberkahan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,keluarga dan para shahabatnya serta seluruh pengikut beliau.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaa hailla anta astaghfiruka wa atubu ilaika...
Wassalam...
0 Komentar untuk "TAWAKAL Optimisme dan Kepasrahan kepada Illahi"