Bismillahirrahmanirrahiim
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : " Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang ( duniawi ), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya nereka Jahannam, ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akherat dan berusaha ke arah itu dan sungguh-sungguh, sedang ia adalah orang mukmin, maka mereka adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi.Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian ( yang lain ).Dan pasti kehidupan akherat lebih tinggi tingkatannya dan lebih besar keutamaannya ".
( QS. Al-Israa' (17) : 18 - 21 ).
Apakah kehidupan itu?Apakah emasnya, peraknya, gedung-gedungnya, dan kedudukan-kedudukannya, ataukah karena jabatan-jabatannya ? Semuanya bukan, melainkan kehidupan hanyalah main-main saja, senda-gurau, berbangga-bangga, bermewah-mewah, pamer, besar diri, ketenaran, dan popularitas.Akan tetapi, hakikat yang kekal adalah iman dan amal shalih.
Pada suatu hari 'Ali, putra mahkota Al-Ma'mun khalifah 'Abbasiyah keluar, alu melongokkan pandangannya dari balkon istana memandang ke arah pasar kota Baghdad.Dia memandang dari puncak istana yang megah, makanannya lezat, kendaraannya empuk, dan hidupnya menyenangkan.
Dia mengenakan pakaian yang terindah dan memakan makanan yang paling enak.Selama hidupnya dia tidak pernah merasakan apa yang namanya lapar dan tidak pernah merasakan haus selamanya.Dahinya pun tidak tersentuh oleh sinar matahari.Ia memandang dari balkon istana hilir mudik orang-orang yang ada dalam pasar.Yang ini pergi dan yang lain datang dalam gerakan yang rutin.
Pandangan putra mahkota tertuju pada seorang lelaki dari sekian banyak manusia yang dilihatnya.Lelaki itu bekerja sebagai kuli pikul yang memikul barang-barang orang lain dengan upah.Pada diri orang itu terlihat adanya tanda keshalihan dan ahli ibadah.
Tambangnya berada pada kedua sisi pundaknya, sedang barang yang dipikulnya berada di atas punggungnya.Dia memikul barang-barang dari satu toko ke toko yang lain dan dari satu tempat ke tempat yang lain.Putra mahkota dari atas istana memerhatikan gerakan dan aktivitas yang dilakukannya di dalam pasar.
Disebutkan bahwa bila waktu dhuha mencapai pertengahannya, tukang itu meninggalkan pasar dan menuju ke tepi sungai Tigris, lalu mengambil air wudhu dan shalat dua rakaat.Selanjutnya, ia menadahkan kedua tangannya kepada Yang Mahahidup dan terus-menerus mengurus makhlukNya.
Mahasuci Allah yang dapat dihubungi oleh orang-orang fakir miskin.Mahasuci Allah yang berlindung kepadaNya orang-orang yang teraniaya dan orang-orang yang tertindas.Mahasuci Allah yang dikenal oleh orang-orang yang sederhana dan terhalang dari kebanyakan orang-orang kaya dan orang-orang yang terpandang.
Tersebutlah bahwa kuli pikul ini apabila selesai bekerja dari shalat Dhuhanya, ia kembali bekerja sampai saat menjelang Zhuhur.Selanjutnya, ia membeli roti sedirham, lalu roti itu dibawanya ke tepi sungai Tigris, lalu roti itu dibasahi dengan air terlebih dahulu, baru ia makan dan minum.
Setelah makan, ia mengambil air wudhu untuk shalat dzuhur, kemudian berdoa, beribtihal, menangis, dan menyeru Allah Yang Maha Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhlukNya.
Selanjutnya, ia tidu sesaat.Sesudah tidur, lalu turun ke pasar dan bekerja lagi dengan sungguh-sungguh.Setelah itu ia membeli roti, lalu pulang ke rumahnya.Hal tersebut dilakukannya setiap hari.
Akhirnya, putra mahkota itu lewat seorang pengawalnya memanggil tukang pikul itu karena akan berbicara dengannya.Orang miskin ini masuk menemui putra mahkota, 'Ali bin Ma'mun dan mengucapkan salam kepadanya.Putra mahkota bertanya kepadanya : " Apakah engkau mengenalku ?" Ia menjawab : " Aku belum pernah melihat Tuan, tetapi aku mengenal Tuan ".Putra mahkota berkata : " Aku adalah anak khalifah ".Ia berkata : "Orang-orang mengatakan demikian ".
Putra mahkota berkata lagi : " Apakah pekerjaanmu ?" Ia menjawab : " Aku bekerja bersama hamba-hamba Allah di negeri Allah ".Putra mahkota berkata : " Aku telah melihatmu selama beberapa hari dan kulihat engkau sangat sengsara, maka aku ingin meringankan penderitaanmu ".Ia bertanya : " Dengan cara apakah Tuan akan melakukannya ?"Putra mahkota berkata : " Tinggallah kamu dan keluargamu di dalam istana bersamaku, kamu akan hidup tenang dan senang, tinggal makan dan minum tanpa ada kesusahan, tanpa ada penderitaan, tanpa ada kesedihan ".
Si miskin menjawab : " Wahai putra mahkota, tiada kesusahan bagi orang yang tidak berdosa, tiada penderitaan bagi orang yang durhaka, da tidak ada kesedihan bagi orang yang tidak melakukan keburukan.
Adapun bagi yang berpetang hari dalam kemurkaan Allah dan berpagi hari dalam kedurhakaan kepada Allah, maka dia adalah orang yang menetapi kesusahan, kesedihan, dan penderitaan.
Putra mahkota bertanya : " Apakah kamu ingin hidup seperti kami ?"Ia menjawab : "Tidak, demi Allah !"Putra mahkota bertanya : "Mengapa ?"Ia menjawab : "Aku takut kalbuku akan menjadi keras dan agamaku menjadi terlantar ".Putra mahkota berkata : "Apakah kamu lebih memilih menjadi tukang kuli pikul di pasar dalam keadaan lapar di bawah terik matahari, tidak berpakaian, susah, sedih lagi sengsara, dan tidak mau hidup bersamaku di dalm istana kerajaan ?"Ia menjawab : "Benar,demi Allah ".Si miskin pun turun dan pergi meninggalkan putra mahkota.
Putra mahkota merenung dan berfikir dengan perasaan yang sendu sesudah mendengar ceramaha keimanan dari si miskin dan kalbunya tersentuh oleh pelajaran tauhid.Pada suatu malam putra mahkota terbangun dari tidurnya yang begitu lelap lagi lama.Ia disadarkan oleh penyeru dari Allah yang membangunkannya.
Putra mahkota terbangun dan berkata pada pangawal pribadinya : "Aku akan pergi ke suatu tempat.Setelah berlalu tiga hari dari kepergianku, sampaikan olehmu kepada ayahku,Al Ma'mun bahwa aku pergi dan akan bersua lagi dengannya pada hari penampilan yang besar ( Hari Kiamat di padang Mahsyar ).
Ia pun berangkat di tengah malam,meninggalkan baju kebesarannya, dan mengenakan pakaian orang miskin.Lalu ergi menempuh perjalanannya.Adapun khalifah dan penduduk kota Baghdad tidak mengetahui arah yang dituju putra mahkota.Selanjutnya putra mahkota mempunyai wirid yang selalu ditetapinya dan setiap pagi menghafal Al-Qur'an, puasa senin kamis, malam harinya qiyamul lail dan berhubungan dengan Allah Yang Mahahidup kekal lagi teru-menerus mengurus makhlukNya.Dia tidak mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi keperluan hidup sehari-harinya.
Seketika lenyaplah kesusahan dan kesulitannya dan lenyap pula rasa besar diri, sombong, dan angkuh dari dalam kalbunya.
" Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap-gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya ?... "
( QS. Al-An'am 96) : 122 ).
Ketika ajal sudah mendekatinya, ia memberikan kepada saudagar itu, yaitu majikannya, cincin yang selalu dipakainya dan berkata : "Aku sebenarnya adalah anak khalifah Al-Ma'mun.Apabila aku mati, mandikanlah, kafanilah, dan kuburkan aku, kemudian serahkan cincin ini kepada ayahku ".
Saudagar itu pun memandikan, mengkafani, dan menshalatkan jenazahnya, kemudian mengkuburkannya, lalu ia membawa cincin tersebut kepada Al-Ma'mun.
Pada mulanya khalifah mengira bahwa putranya telah terbunuh di suatu empat atau hilang atau pergi ke suatu tempat tanpa ada kabar beritanya.Setelah ia melihat cincin itu, ia pun sangat terkejut dan menangis dengan suara yang keras lalu khalifah menanyakan kepada si saudagar itu berita tentang anaknya.Si saudagar pun menceritakan kepada khalifah perihal putra mahkotanya.
Setelah mendengar ceritanya, khalifah dan para menterinya menangis semuanya.Mereka mengetahui bahwa putra mahkota telah mengetahui jalanannya, tetapi mereka tidak mau berjalan bersamanya
" Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk ( memeluk agama ) Islam..."
( QS. Al-An'aam :(6) : 125 ).
Ini merupakan salah satu kisah sejarah yang telah terbukti kejadiaannya dan di abadikan serta sengaja dinukil buat orang-orang yang mempunyai kalbu atau pendengaran, sedang dia mau menyaksikan.
Oleh karena itu, adakah orang yang berakal dan adakah yang merenungkan Kitabullah ?Adakah orang yang menyadari bahwa kebahagiaan itu ada pada sujud kepada Allah, membaca Kitabullah dan berdzikir dengan menyebut nama Allah ?
Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat. Marilah kita untuk senantiasa Mengajak Dan Menebar Kebaikan kepada sesama.
Kami beristighfar kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala melimpahkan shalawat,salam dan keberkahan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,keluarga dan para shahabatnya.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaa hailla anta astaghfiruka wa atubu ilaika...
Wassalam...
0 Komentar untuk "Putra Mahkota Dan Orang Miskin"